HEPATITIS
A. Explanation of Hepatitis
Hepatitis adalah suatu penyakit yang ditandai
peradangan jaringan dan sel-sel hepar (hati) sehingga kulit dan selaput lendir
menjadi kuning (ikterus). Istilah hepatitis sendiri dipakai untuk semua jenis
peradangan hati (liver). Hepatitis dapat disebabkan oleh bermacam-macam
penyebab antara lain; mulai dari virus sampai dengan obat-obatan termasuk
obat-obat tradisional.
Virus Hepatitis terdiri dari beberapa jenis antara
lain; hepatitis A,hepatitis B,C,D,E,F,dan G. Manifestasi penyakit hepatitis
akibat virus bisa akut (hepatitis A),bisa kronik (hepatitis B dan C) dan bisa
juga menjadi kanker hati (hepatitis B dan C). Jenis serangan hepatitis akut
terjadi secara tiba-tiba dengan gejala-gejala berupa demam,mual, nyeri diperut
bagian atas, gejala sepeti flu (lemah,sakit kepala,nyeri otot dan sendi), warna
kuning pada mata dan kulit (ikterus). Sedangkan jenis serangan hepatitis kronis
sering kali tidak memperlihatkan gejala. Orang yang terifeksi virus ini,
mungkin tidak mengetahui dirinya dijangkiti virus sampai beberapa tahun
kemudian sampai penyakit hati ini sudah cukup berat. Penyakit ini dapat
menimbulkan jaringan parut pada hati (sirosis)yang akan mengganggu kerja hati
dan apabila lambat ditangani dapat menyebabkan kanker hati dan bahkan kematian.

Dari beberapa virus tersebut, beberapa virus hepatitis
A dan E,ditularkan secara oral-faecal sedangkan beberapa virus hepatitis
B, D dan C ditularkan secara parentral. Virus hepatitis C kadangkala juga
ditularkan secara non-parentral.
Virus yang menyebabkan penyakit ini berada dalam
cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa ditularkan ke orang lain. Sebagian
orang yang terinfeksi virus ini bisa sembuh dengan sendirinya,namun demikian
virus ini akan menetap dalam tubuh seumur hidup.
Angka kejadian dari Hepatitis cukup tinggi. Di Amerika
serikat (Francis DP,1984) dilaporkan bahwa seiap tahunnya ditemukan 60.000
kasus Hepatitis virus yang baru (46,7% oleh karena HBV, 30% oleh karena HAV,
dan 23% oleh karena non-A dan non-B),sedangkan di Asia pasifik sekitar 20%
warganya meninggal lantaran mengidap radang hati kronis. Di Indonesia Hepatitis
merupakan peyebab kematian nomor tiga setelah penyakit infeksi dan paru dengan
jumlah penderita mencapai 40 juta. Di Jakarta ditemukan 239 penderita Hepatitis
akut (61,09% oleh karena HAV,17,5% oleh karena HBV,dan 21,34% oleh karena
NANBV).
Di Amerika serikat, misalnya penyebab utama sirosis
hati adalah alkohol. Pada sirosis hati terjadi kerusakan jaringan hati normal
dan berganti dengan jaringan parut yang menyebabkan hati mengeras.
Pengaruh alkohol terhadap hati dapat berupa
perlemakan,peradangan hati dan sirosis.pada perlemakan hati, terjadi
pembengkakan hati karena penumpukan lemak dalam sel hati. Pada pemeriksaan
laboratorium, fungsih hati yang terganggu biasanya terlihat dari peningkatan
enzim gamma glutamil transpeptidase (GPT). Pada umumnya,selain pembengkakan
hati, tidak ditemukan gejala lain yang mengganggu. Disamping resiko sirosis
hati,orang yang minum alkohol berlebihan biasanya akan mengalami malnutrisi
karena nafsu makan akan menurun dan kemampuan usus menyerap makanan terganggu
sehinggga penderita menjadi kurus. Apabila kebiasaan minum alkohol berlanjut,
maka kerusakan jaringan hati meluas dan dapat menimbulkan penyakit hati serius
sebaliknya, jika kebiasaan minum alkohol dihentikan, ada kesempatan sebagian
jaringan hati membaik kembali (kecuali yang telah menjadi jaringan perut).
Diseluruh dunia diperkirakan terdapat 350 juta
hepatitis B, sekitar 11 juta diantaranya berada di Indonesia, dimana
diantaranya banyak bayi yang terpapar virus hepatitis ini dari ibunya (yang
terinfeksi virus) lewat proses persalinan.
Hepatitis A adalah suatu penyakit yang diakibatkan
masuknya virus hepatitis A kedalam tubuh, terutama menyerang hati yang bisa
menimbulkan gejala-gejala hepatitis. Hepatitis A merupakan hepatitis akut yang
sering dijumpai pada beberapa penderita usia muda. Penderita ini umumnya
memberi gejala klinis yang akut dan jelas namun hampir semuanya akan sembuh
tanpa bekas sehingga tidak menyebabkan kerusakan permanen.
A.1. Sejarah Hepatitis A.
Hepatitis virus dikenal sejak ribuan tahun lalu ,
sebagai penyakit kuning yaitu sejak abad ke 5 SM di Babilonia dan kemudian
Hipocrates seorang tabib Yunani (460-375) yang menemukan bahwa penyakit kuning
ini menular. Pada tahun 752, Paus Zaccharias menemukan bentuk – bentuk dari
penyakit kuning yang infeksius dan dapat menular sehingga penyakit tersebut
dinamakan sebagai icterus infectiosa.
Sejak tahun 1820-1892 lebih dari 50 epidemi hepatitis
yang tercatat di Eropa dan beberapa diantaranya mungkin disebabkan oleh virus
hepatitis A yang terjadi saat peperangan.
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama hepatitis
infectiosa untuk bentuk penyakit kuning menular tersebut. Tahun 1923 Blummer telah
berhasil membuat suatu ringkasan yang sempurna mengenai penyakit ini
berdasarkan analisa 63 letupan epidemic jaundice yang terjadi di amerika
Serikat antara 1912 – 1923. Observasi berikutnya menyatakan terdapat eksistensi
dua bentuk utama virus hepatitis yaitu infectious hepatitis dan serum
hepatitis.
Meskipun beberapa kejadian penyakit kuning yang
terjadi sejak zaman Hippocrates sangat mungkin disebabkan oleh virus hepatitis,
namun baru tahun 1960 terbukti ketika ditemukan hepatitis B dan kemudian hepatitis
A.
Pada tahun 1950 – 1970 pola sereoepidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray,Krugman
dan kawan – kawan yangb menuntun kita kearah pencegahan. Tahun 1973 Feinstone
SM dkk, mnemukan virus hepatitis A dengan pemeriksaan immune electron microscope
pada specimen tinja dan selanjutnya dikembangkan berbagai cara pemeriksaan “immunoassay”
yang sangat sensitive untuk mendeteksi antigen dan antibody hepatitis virus A.
Tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil membiakkan
virus hepatitis A dalam kultur sel. Replikasi dapat terjadi dalam sel epitel
usus dan epitel hati. Virus hepatitis A ditemukan di tinja berasal dari empedu
dan epitel usus.
Hepatitis biasanya terjadi karena virus,
terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E.
Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis
infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab
hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
Hepatitis
atau lebih dikenal dengan "Penyakit Hati" adalah terjadinya
peradangan pada hati karena toxin. Bisa disebabkan oleh kimia atau obat ataupun
agen penyebab infeksi karena Pola Hidup Sehat
yang diabaikan. Bila hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut
"hepatitis akut", sedangkan hepatitis yang berlangsung lebih dari 6
bulan disebut "hepatitis kronis".
B. Jenis Virus Hepatitis

Virus hepatitis A
Virus hepatitis A terutama menyebar melalui vecal
oral. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di
negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi
melalui air dan makanan.
Virus hepatitis B
Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau
produk darah. Penularan biasanya terjadi di antara para pemakai obat yang
menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual (baik
heteroseksual maupun pria homoseksual).
Ibu
hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama
proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa
virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B
berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
Virus hepatitis C
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat
transfusi darah. Virus hepatitis C ini
paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum
bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan
yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik"
seringkali menderita hepatitis C.
Virus hepatitis D
Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus
hepatitis B dan virus hepatitis
D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang
memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
C. Gejala
Penyakit Hepatitis
Nah, berikut adalah beberapa Gejala
Hepatitis yang harus Anda ketahui agar Anda bisa mengetahuinya dari awal.Berikut selengkapnya:
Gejala Hepatitis A
Gejala Hepatitis A
Pada
minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning,
keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang
berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak
seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.
Gejala Hepatitis B
Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis
B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang
putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak
tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih
beresiko.
Gejala Hepatitis C
Gejala Hepatitis C
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita
Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi
bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah ;
Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata
menjadi kuning yang disebut “jaundice” (jarang terjadi). Pada beberapa kasus
dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian
pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan
normal.
D. Pencegahan
Penyakit Hepatitis

Dalam hal mencegah hepatitis ini
terbagi menjadi dua kategori pencegahan penyakit hepatitis ini. Yaitu
pencegahan penyakit hepatitis secara umum dan juga pencegahan penyakit
hepatitis secara khusus. Karena penyakit hepatitis ini adalah karena
virus dan sebagian besar menular melalui darah atau pun cairan tubuh yang
tercemar dengan virus hepatitis ini maka kita harus benar-benar waspada akan
penularan penyakit hepatitis ini.
Yang termasuk kategori mencegah penularan penyakit
hepatitis secara umum adalah sebagai berikut :
·
Menghindari
kontak seksual atau hubungan badan dengan penderita hepatitis B, termasuk dalam
hal ini kontak dengan cairan tubuh seperti ludah dan juga sperma.
·
Menghindari
pemakaian alat suntik yang tidak steril ( dalam dunia kesehatan harus
menggunakan alat suntik sekali pakai ), alat tatto, alat tindik, pemakaian
narkoba yang menggunakan jenis alat suntik sebagai medianya, berganti-ganti
pasangan.
·
Pada ibu hamil
untuk mengadakan skrining pada awal kehamilan serta juga setelah memasuki
trimester ke III kehamilan.
·
Dan yang masuk
dalam mencegah dan pencegahan penyakit hepatitis secara khusus adalah dengan
melakukan imunisasi aktif. Imunisasi aktif hepatitis ini adalah bertujuan
jalur transmisi penyebaran penyakit hepatitis ini melalui program imunisasi
bayi baru lahir dan kelompok resiko tinggi tertular hepatitis.
Imunisasi aktif ini ditujukan dan sasarannya antara
lain adalah :
1. Bayi baru lahir dalam waktu 12 jam pertama
kelahirannya.
2. Anak serta remaja yang belum pernah mengikuti
mengikuti imunisasi hepatitis.
3. Tenaga medis termasuk dokter, perawat, petugas
laboratorium dan sejenisnya.
4. Pasien yang mendapatkan pengobatan hemodialisa (cuci
darah).
5. Kaum homoseksual, PSK, heteroseksual, dengan penderita
virus hepatitis B.
6. Penyalahguna obat.
E. Cara Mengobati Hepatitis
Mengobati Hepatitis tidak bisa
dilakukan sembarangan mengingat ini adalah penyakit yang berbahaya. Para dokter Umumnya akan menyarankan rawat inap di rumah
sakit dan akan mmemberikan pengobatan hepatitis dalam bentuk infus, obat yang
di telan langsung, maupun melalui penyuntikan.
Anda pun bias mengobati hepatitis
dengan cara yang lebih alami. Beberapa bahan alami yang mampu menyembuhkan
hepatitis adalah temulawak, kunyit, akar alang-alang, daun mirten, daun
mineran, pegagan, maupun sambiloto. Semua bahan-bahan tersebut memiliki khasiat
sebagai anti peradangan dan mampu melindungi organ hati dari kerusakan yang
disebapkan oleh toksin atau zat apapun yang dapat mengganggu kinerja hati.
Berikut adalah beberapa contoh cara membuat ramuan alami untuk mengobati
hepatitis.
·
Siapkan temulawak
dan daun sambiloto secukupnya, cuci hingga bersih lalu iris temulawak
tipis-tipis. Rebus temulawak dengan daun sambiloto, dan minum air rebusannya
sebanyak 2-3 kali sehari.
·
Siapkan 5 gram
daun Ingu (Ruta Angustifilia), 10 gram Kunyit, dan 15 gram Brotowali. Terlebih dahulu potong-potonglah
Brotowali dan kunyit. Hasilnya kemudian direbus dengan 1
liter air bersama daun ingu. Biarkan hingga tersisa menjadi 1/2 liter. Minumlah
3 kali sehari, setelah minum obat tersebut minumlah air manis Gula Aren untuk
mengurangi rasa pahit.
·
Dengan bonggol
bambu kuning. Caranya yaitu, bambu tersebut dipukul-pukul menggunakan kayu atau
benda keras yang lainnya hingga sedikit hancur.Kemudian rebuslah menggunakan 2
liter air sampai tersisa tinggal 1 liter, dan berilah Gula Aren
secukupnya. Minumlah ramuan ini 3 kali dalam sehari.
Gejala pada
hepatitis B dan C antara lain :
1. Seperti influensa ( lemas, mual, muntah, diare, dan sendi serta otot terasa nyeri ).
2. Warna kekuningan pada kulit dan retina.
3. Pembengkakan pada perut.
4. Urin berwarna gelap.
1. Seperti influensa ( lemas, mual, muntah, diare, dan sendi serta otot terasa nyeri ).
2. Warna kekuningan pada kulit dan retina.
3. Pembengkakan pada perut.
4. Urin berwarna gelap.
Pencegahannya yaitu
:
1. Imunisasi Hepatitis- B pada bayi yang baru lahir dan anak / remaja yang belum pernah di imunisasi Hepatitis-B tapi telah diperiksa darahnya terlebih dulu
2. Hindari hubungan badan dengan orang yang terinfeksi sampai anda telah dilindungi dengan imunisasi.
3. Hindari penyalahgunaan obat dan pemakaian jarum suntik secara bersama.
4. Hindari pemakaian bersama alat cukur, sikat gigi , dan alat tatto
5. Bila ingin akupuntur, tattoo atau tindik pastikan bahwa semua peralatannya dalam keadaan steril.
1. Imunisasi Hepatitis- B pada bayi yang baru lahir dan anak / remaja yang belum pernah di imunisasi Hepatitis-B tapi telah diperiksa darahnya terlebih dulu
2. Hindari hubungan badan dengan orang yang terinfeksi sampai anda telah dilindungi dengan imunisasi.
3. Hindari penyalahgunaan obat dan pemakaian jarum suntik secara bersama.
4. Hindari pemakaian bersama alat cukur, sikat gigi , dan alat tatto
5. Bila ingin akupuntur, tattoo atau tindik pastikan bahwa semua peralatannya dalam keadaan steril.
Pengobatan Hepatitis B
1. Pemberian obat Lamivudine.
2. Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera).
3. Pemberian obat Baraclude (Entecavir).
4. Pemberian suntikan Microsphere
5. Injeksi Interferon alfa
Pengobatan Hepatitis
C
1. Injeksi Interferon alfa2. Injeksi Pegylated interferon alfa
3. Pemberian obat Ribavirin
F. Hepatitis di Indonesia
Indonesia menempati peringkat ketiga dunia setelah China dan India untuk jumlah penderita hepatitis. Ahli kesehatan dari Divisi Hepatologi, Depatemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ali Sulaiman memperkirakan sejumlah 13 juta penduduk Indonesia mengidap hepatitis B dan empat juta penduduk lainnya menderita hepatitis C.
“Di Indonesia,
hepatitis termasuk salah satu penyakit berbahaya sehingga termasuk dalam lima imunisasi yang
biayanya digratiskan pemerintah selain BCG, DPT, polio dan campak,” ujar Ali
Sulaiman. Di dunia, virus hepatitis telah menyerang hingga dua miliar penduduk
dan saat ini diperkirakan 400 juta penduduk sedang terinfeksi oleh hepatitis B
dan sekitar 170 juta menderita infeksi hepatitis C.
Sementara itu,
peringatan Hari Hepatitis sedunia, 28 Juli di Indonesia akan dipusatkan di
Yogyakarta, yang merupakan daerah dengan jumlah penderita tergolong tinggi. "Pemilihan
lokasi di Yogyakarta juga karena pelaksanaan
imunisasi hepatitis di daerah itu sangat bagus, bahkan melebihi target yaitu
hingga 104,5 persen," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Tjandra Yoga Adhitama .
Peringatan Hari
Hepatitis itu akan diisi dengan berbagai kegiatan dan akan dibuka oleh Menteri
Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. "Selain itu kami juga akan melakukan
surveilans mengenai jumlah penderita hepatitis di Indonesia dan mengumpulkan data
lainnya untuk menulis buku panduan pengendalian penyakit ini," ujar
Tjandra. Meskipun belum mendapatkan angka pasti penderita penyakit yang
menyerang fungsi hati tersebut, Tjandra memperkirakan sekitar 20 juta orang di Indonesia
menderita Hepatitis B dan C.
Dengan peringatan
Hari Hepatitis tersebut, diharapkan agar masyarakat dapat lebih waspada
terhadap hepatitis terutama yang menyerang bayi karena ditularkan dari sang
ibu. Sebelumnya, Hari Hepatitis diperingati tiap tanggal 19 Mei namun atas
usulan delegasi Indonesia dalam sidang Badan Eksekutif WHO ke-126, disepakati
Hari Hepatitis akan diperingati tiap tanggal 28 Juli yaitu hari kelahiran Dr
Baruch Blumberg, penemu hepatitis B pada 1965.